Tulisan ini adalah ungkapan keprihatinan blogger kacangan macam saya ini setelah mengingat, menimbang dan lalu memutuskan bahwa sinetron-sinetron di Indonesia tidak bermutu (lho sinetron khan emang cuma ada di Indonesia, klo di Amerika Latin sih namanya Telenovela :D). Saya termasuk orang yang jarang menonton televisi (ngapain juga nonton televisi? Sampai bosen juga tu televisi tetap segitu-segitu aja). Eh maksud saya, saya jarang menonton acara di televisi. Kebanyakan sinetron yang sempat saya tonton menceritakan hal yang itu-itu saja (walaupun tidak semua). Saya sungguh muak dengan sinetron yang bercerita tentang uang, harta, kekayaan, dan bagaimana cara untuk menguasai harta seseorang dengan menghalalkan segala cara. Cerita tentang siswa SD sudah pacar-pacaran, iri dan dengki dengan orang lain. Pakaian siswa sekolah yang saya rasa tidak pantas untuk disebut seragam sekolah dengan bahan yang serba kekurangan untuk yang cewek dan dengan dandanan yang lebih cocok untuk gaul daripada untuk dipakai ke sekolah. Apakah sinetron-sinetron kita ini mencerminkan keadaan yang sedang terjadi di tengah masyarakat kita ataukah sebaliknya masyarakat kita yang meniru-niru sinetron. Baik dalam gaya berpakaian maupun bertingkah laku? Entah yang mana menjadi penyebab dari yang lain, yang pasti hal tersebut sudah membawa dampak yang buruk pada masyarakat kita dengan kebiasaan menirunya. Kenapa produser atau sutradara atau siapapun yang bertanggung jawab dengan dunia perfilman/persinetronan di Indonesia harus menghasilkan karya-karya murahan seperti itu? Apakah hanya demi mengejar keuntungan semata? Kapan perfilman bangsa kita bisa maju jika hanya menghasilkan karya-karya tidak bermutu seperti itu? Label: sekitar kita |
Memang kita patut prihatin... saya denger kabar, katanya mendingan lembaga sensor dihapus saja, woich,.. gimana jadinya ya...